Blogger Widgets

Sunday, June 21, 2015

Kehabisan Kata-Kata

Aku kehabisan kata hingga tak tahu harus gunakan apa tuk ungkap rasa
Maka izinkan aku pinjam beberapa kata mereka yang bisa mewakilkan keadaan
Dan aku ingin berterimakasih pada mereka yang pandai berkata, karena berkat tulisannya buatku lebih mudah menyampaikan luka

"Ada sebuah janji yang tak pernah lagi bisa ditepati, karena kita memilih pergi. Satu yang sudah memecahkan diri, berpisah haluan, mengucapkan selamat tinggal karena sudah menemukan kebahagiaan yang lain. Dan satunya lagi yang tersakiti, terlalu mencintai, namun merasa tak pernah pantas, tak terima dengan realita yang menyuguhkan luka lalu memilih untuk mengasingkan diri. Jika kamu memilih pergi, maka pergilah dan jangan kembali. Untuk berdamai dengan kenyataan dan mengalah dengan penyangkalan, sungguh aku perlu waktu. Berbahagialah. Ini bukan ritual kata yang kuucapkan sebagai salam perpisahan agar terlihat sempurna. Tapi sungguh, aku ingin kamu bahagia. Sehingga tak perlu lagi mencari kebahagiaan lain di sekitar. Berbahagialah dengan yang bukan aku. Aku pergi, aku akan segera menyembuhkan hati."

"Bukan salahmu, jika ada yang harus selesai di antara kita. Bukan salahku, jika tak bisa lagi meneruskan setiap rasa pertama kali yang pernah kita bagi. Ini hanya cara kita belajar bahwa memang perlu ada yang berubah. Dan biarkan waktu yang mengajari kita untuk menerimanya, ya ? Aku undur diri, atas segala rasa yang nantinya bisa memperburuk kondisi hati. Aku undur diri untuk menitipkan lagi segala rasa yang pernah dimintamu dulu. Aku undur diri untuk segala masa depan yang dulu pernah kita impi-impikan. Langkahku pelan-pelan menjauh, mungkin kenangan akan begitu riuh, tapi takkan membuat beberapa luka semakin melepuh. Maaf jika aku tak mampu lagi bertahan, dan maaf jika aku secepat ini melepaskan. Namun hal-hal pahit, harus kau cicipi lebih dulu agar kau tahu apa rasanya manis. Sesendok pelajaran sedang kita lahap bersama-sama, tentang kenyataan bahwa tak seharusnya lagi kita bersama. Lepaslah dengan rela. Karena suatu hari, kita akan sama-sama tersenyum mengingat hari ini. Memasuki pekarangan hatimu adalah cara terbaik mengenal cinta. Dan mengundurkan diri adalah satu-satunya hal yang paling tepat untuk menjauh dari pergerakan luka. Kita akan baik-baik saja."

lovepathie.tumblr.com

***

 Seperti apa yang aku tulis di postingan sebelumnya...
 Aku berjalan di jalur yang salah. Aku sudah terlalu jauh. Dan aku mulai lelah.

Ini bukan lagi tentang bagaimana caranya untuk menghindari resiko dari apa yang kita pilih, dan mengabaikan segala hal negatif, sehingga kita bisa merasakan kebahagiaan kecil di antara kita *seperti apa yang kamu bilang
Tapi kenyataanya sekarang, justru aku adalah hal negatif yang mencoba masuk untuk menghancurkan kebahagiaan lain yang sudah lebih dulu ada
Beban yang kurasa sebagai seorang 'pengacau' sudah lebih dulu mengganggu dan memaksaku untuk pergi dari semua skenario yang kita buat
Sementara aku tahu diri jika aku tak akan bisa menjadi apa yang kamu mau dan menggantikan posisinya
Aku tahu diri jika aku tak punya banyak kekuatan untuk bertarung dengannya
Aku tahu diri jika kau tak akan sejauh itu memikirkannya
Ini hanya kesalahan dulu yang kembali terulang
Kebodohan ku yang tak pernah menghilang
Aku mohon, berhentilah untuk terus mengulangnya
Berhenti untuk mendatangi rumah lain, bertamu, lalu mengucap rindu
Berhenti untuk merindukan sesuatu yang tak bisa kau dapatkan dari apa yang kau miliki sekarang
Berhenti untuk jadi orang yang terus mencari di saat kau sudah menemukan satu
Berhenti untuk meminta seseorang menjadi pengacau, tapi kemudian memilih lari meninggalkannya begitu saja

Mungkin aku tak akan pernah tahu pasti, kekosongan ini akan tergantikan kapan
Karena bahkan sampai detik di mana aku pamit, aku masih berharap kamu mencegah
Tapi kemudian aku tak lagi punya harapan jika semua janji yang sempat terucap akan ditepati
Karena perubahan yang jadi perbincangan panjang kita sepertinya hanya fatamorgana
Sudah susah payah merapikan, tapi akhirnya berantakan lagi, lalu aku harus mengulangnya dari awal
Lelah

Sakit rasanya dapat sindiran keras dari orang terdekatmu...

"Untuk apa bersusah-susah memperbaiki jika pada akhirnya harus hancur berantakan kembali ? Untuk apa meyakinkan diri menggenggam kepingan reruntuhan, dengan maksud membangunnya kembali. Jika orang yang kau harapkan sudah membuat bentengnya berdua dengan ia yang lain. Untuk apa bertumpu pada keyakinan hati, jika pada akhirnya semua akan lenyap begitu saja ? Tanpa tersisa kembali."

Lagi-lagi aku tahu diri
Pada awalnya kau yang salah ketika datang mengucap rindu
Tapi kemudian aku yang salah karena membalasnya

Mungkin kita hanya perlu belajar merelakan daripada terus menyalahkan. Mungkin kita hanya perlu saling merasakan tanpa saling menunjukkan. - Fiersa Besari

Terakhir,
Terimakasih untuk sempat datang lagi
Terimakasih untuk sempat mengukir manis walau sesaat
Ingat pesanku...
Jangan pernah coba untuk bertamu dan bahkan menginap jika kau masih miliki rumah serupa
Jangan pernah coba untuk datang lagi jika yang kau bawa masih harapan yang sama
Karena entah sampai kapan, terasku akan tetap terbuka lebar menanti kedatangan tuan yang diidamkan
Tapi pintu akan kucoba kunci rapat jika sang tuan masih menawarkan cerita yang sama :)

Berbahagialah,

Kamu

Maaf, maksudku dipertemukan dalam keadaan apapun. Meskipun cerita yang berbeda. Bahkan mungkin itu akan lebih baik. Maaf kalau ada salah kata :)

  
Copyright of MyRainbow'sLife